Senin, 25 Desember 2017

Pengembaraan ilmu dan Pencarian Tokohnya

Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Pada hari rabu tanggal 8 November 2017 pukul 11.10 – 12.50.  Seperti perkuliahan sebelumnya pembukaan perkuliahan kali ini dimulai dengan tes jawab singkat mengenai tokoh dalam ilmu filsafat. Memang tak mudah menjawab menyoal materi ini sehingga pada pertemuan kali ini saya mendpat nilai “0”. Nilai nol kali ini menjadi peringatan dan motivasi bagi kami untuk terus belajar, membaca dan sharing pengetahuan untuk mendapatkan ilmu yang benar dan tepat.
Selanjutnya, refleksi ketuju kali ini berkaitan dengan ilmu dan tokohnya . Di dalam dunia ini sekecil apapun sebuah materi pastilah memiliki tokohnya atau yang dapat disebut dengan gurunya. Setiap tokoh atau guru memiliki misi, tujuannya masing-masing sesuai dengan dimensinya. Oleh karena itu para awam, para pencari ilmu yang sedang dalam pengembarannya dalam belajar haruslah mencari tokoh dari ilmu yang ingin dipelajari karena tokoh tersebut atau guru akan mengarahkan kita kepada tujuan yang benar dalam ilmu tersebut. Guru ataupun tokoh akan membimbing para awam ataupun murid untuk berjalan dalam menapaki ilmu yang benar, mengantarkan pada puncak tujuan pikiran, perasan yang tertinggi dan tidak lupa mengantarkan para awam pada tujuan spiritual. Belajar tanpa guru seperti berjalan tanpa tujuan dan patokan, karena belajar ilmu terlebih filsafat dengan tanpa guru dapat mengancam dan menjerumuskan para awam pada dimensi yang salah karena sejatinya didunia ini terdiri dari berjuta-juta dimensi, antara 1 dan 2 pun memiliki banyak dimensi.
Pengembaraan ilmu tidak terbatas pada hal-hal material, tokoh material adalah Karl Mark. Namun, ilmu juga dapat kita dapati dalam pengalaman spiritual yakni hal-hal yang berkaitan dengan metafisik seperti hal ghaib. Prof. Dr Marsigit menceritakan pengalaman beliau menghadapi tidur dikuburan, merasakan hal-hal yang ghaib. Hal tersebut merupakan pengalaman yang berbuah menjadi ilmu , dimana manusia diberi tantangan untuk memecahkan hal tersebut. Manusia hanya bisa pasrah kepada Tuhan sambari berusaha dan berdo’a menciptakan medan magnit bersama. Berikutnya kami tuliskan satu pertanyaan dari salah satu mahasiswa sebagai berikut :
Hendrawan : Setiap orang memiliki intuisi, bisakan intuisi itu melekat pada seseorang ataukan daoat hilang secara sendirinya ?

Jawaban Prof. Dr Marsigit, M.A : Seorang suami tidak memiliki intuisi maka dia bisa kehilangan istri dan seorang istri tidak memiliki suami, maka akan kehilangan suaminya. Salah satu komponen intuisi adalah ingatan, maka intuisi dibangun oleh ingatan. Ketika manusia kehilanagan intuisi atau tidak memiliki intuisi maka dia akan berubah menjadi robot. Intuisis adalah perpaduan ingatan , pengetahaun dan pengalaman. Oleh karena itu, setiap orang memiliki intuisinya masing-masing., sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. 

Terima Kasih 

Arina Husna Zaini
PEP S2 B
17701251024 

0 komentar:

Posting Komentar