Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh
Pada
hari rabu tanggal 8 November 2017 pukul 11.10 – 12.50. Seperti perkuliahan sebelumnya pembukaan
perkuliahan kali ini dimulai dengan tes jawab singkat mengenai tokoh dalam ilmu
filsafat. Memang tak mudah menjawab menyoal materi ini sehingga pada pertemuan
kali ini saya mendpat nilai “0”. Nilai nol kali ini menjadi peringatan dan
motivasi bagi kami untuk terus belajar, membaca dan sharing pengetahuan untuk
mendapatkan ilmu yang benar dan tepat.
Selanjutnya,
refleksi ketuju kali ini berkaitan dengan ilmu dan tokohnya . Di dalam dunia
ini sekecil apapun sebuah materi pastilah memiliki tokohnya atau yang dapat
disebut dengan gurunya. Setiap tokoh atau guru memiliki misi, tujuannya
masing-masing sesuai dengan dimensinya. Oleh karena itu para awam, para pencari
ilmu yang sedang dalam pengembarannya dalam belajar haruslah mencari tokoh dari
ilmu yang ingin dipelajari karena tokoh tersebut atau guru akan mengarahkan
kita kepada tujuan yang benar dalam ilmu tersebut. Guru ataupun tokoh akan
membimbing para awam ataupun murid untuk berjalan dalam menapaki ilmu yang
benar, mengantarkan pada puncak tujuan pikiran, perasan yang tertinggi dan tidak
lupa mengantarkan para awam pada tujuan spiritual. Belajar tanpa guru seperti
berjalan tanpa tujuan dan patokan, karena belajar ilmu terlebih filsafat dengan
tanpa guru dapat mengancam dan menjerumuskan para awam pada dimensi yang salah karena
sejatinya didunia ini terdiri dari berjuta-juta dimensi, antara 1 dan 2 pun
memiliki banyak dimensi.
Pengembaraan
ilmu tidak terbatas pada hal-hal material, tokoh material adalah Karl Mark.
Namun, ilmu juga dapat kita dapati dalam pengalaman spiritual yakni hal-hal
yang berkaitan dengan metafisik seperti hal ghaib. Prof. Dr Marsigit
menceritakan pengalaman beliau menghadapi tidur dikuburan, merasakan hal-hal
yang ghaib. Hal tersebut merupakan pengalaman yang berbuah menjadi ilmu ,
dimana manusia diberi tantangan untuk memecahkan hal tersebut. Manusia hanya
bisa pasrah kepada Tuhan sambari berusaha dan berdo’a menciptakan medan magnit
bersama. Berikutnya kami tuliskan satu pertanyaan dari salah satu mahasiswa
sebagai berikut :
Hendrawan
: Setiap orang memiliki intuisi, bisakan intuisi itu melekat pada seseorang
ataukan daoat hilang secara sendirinya ?
Jawaban
Prof. Dr Marsigit, M.A : Seorang suami tidak memiliki intuisi
maka dia bisa kehilangan istri dan seorang istri tidak memiliki suami, maka
akan kehilangan suaminya. Salah satu komponen intuisi adalah ingatan, maka
intuisi dibangun oleh ingatan. Ketika manusia kehilanagan intuisi atau tidak
memiliki intuisi maka dia akan berubah menjadi robot. Intuisis adalah perpaduan
ingatan , pengetahaun dan pengalaman. Oleh karena itu, setiap orang memiliki
intuisinya masing-masing., sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya.
Terima Kasih
Arina Husna Zaini
PEP S2 B
17701251024
0 komentar:
Posting Komentar