Selasa, 14 November 2017

Pondasi Filsafat

(Refleksi Pertemuan Ke-9 ; 1 November 2017)
Filsafat merupakan ilmu yang berkaitan dengan olah pikir, dimana pemikiran manusia adalah alat yang digunakan untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya serta seluas-luasnya. Sebuah ilmu pastilah memiliki pondasi dan begitulah dengan filsafat. Filsafat memiliki tiga pondasi pokok yakni ontologi, epistimologi dan aksiologi. Tiga pondasi ini memerankan peranan penting bagi seseorang untuk berfilsafat.
Ontlogi filsafat yakni berkenaan unsur dasar dari sesuatau dalam konsep ini adalah konsep pikiran seperti unsur dasar permen apa, unsir dasar bajumu belum tentu sama dengan unsur dasar bajuku. Oleh karenanya secara tepat dari perkuliahan filsafat pada pertemuan ini bahwa ontologi filsafat adalah wadah dan isi. Bapak Prof. Dr Marsigit, M.A mengungkapkan bahwa “tiada wadah tanpa isi, tiada isi tanpa wadah”. Sedangkan epistimologi filsafat sendiri adalah sesuatu yang bergerak, hal yang esensial di balik ontologi yakni adalah ada, mengada dan pengada. Ada pastilah memiliki pengada maka ada tidak sekedar ada namun ada harus mengada agar dia tidak mati. Aksiologi filsafat berkaitan dengan estik dan estetika yakni  nilai atau nilai kepantasan dari sesuatu obyek.  Ketiga pondasi tersebut harus dipelajari dan dipahami dnegan bersamaan karena antara pondasi satu dengan yang lain sangat berkaitan.
Setelah membahas tentang tiga pondasi filsafat, diskusi dilanjutkan dengan forum tanya- jawab . Pertanyaan pertama dari saudara arina (saya) yakni “Jika setiap orang memiliki landasan filsafat yang berbeda-beda maka apakah titik temu dari filsafat masing-masing orang tersebut?”
Jawab : Filsafat adalah dirimu masing-masing hal ini ada mikronya jika ingin menemukan titik temu maka kita harus menarik makronya yakni makro yang ada dilangit menjadi aturan atau prinsip. Maka jika filsafat mikro milik manusia kebenarannya relative tetapi jika sudah kepada Tuhan maka kebenarannya adlaah absolut.
Pertanyaan kedua dari saudari diyah “ Bagaimana filsafat memandang teknologi yang semakin menguasai dunia?”
Jawab : adanya teknologi tergantung bagaimana yang menggunakannya, jika manusia mendefinisikan baik maka insyaAllah semua menjadi baik dan jika manusia mendefinisikan buruk maka keburukan bisa di taruh dimana pun. Oleh karenanya, berpikir postif itu penting untuk menumbuhkan keyankinan yang baik.
Pertanyaan ketiga dari saudari anin “ Kita belajar adalah dnegan memperlajari pikirna para filusuf bagaima seseorang memandang filsafat  orang baik apakah di tandai dia bisa berbahasa analog?”
Jawab : filsafat itu harus seimbang harus ada baik dan buruk. Adanya baik karena ada buruk. Baik dan buruk silahkan bahwa hal tersebut adalah dirimu sendiri. Baik dan buruk manusia adalah relative.
Sekian refleksi pertemuan ke 9 dari mata kuliah filsafat semoga dapat bermanfaat. Terima Kasih

0 komentar:

Posting Komentar