Refleksi
Pertemuan 1 Filsafat Ilmu
Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum
Warrahmatullahi Wabarakatuh
Tulisan
ini merupakan refleksi dari pertemuan pertama mata kuliah filsafat ilmu Program
Pascasarjana prodi penelitian dan evaluasi pendidikan yang diampu oleh bapak
Prof. Dr. Marsigit, M.A dan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 6 september
2017 tepatnya pukul 11.30 di ruang 200 B gedung lama Pascasarjana Universitas
Negeri Yogyakarta. Pertemuan pertama ini dimulai dengan membuat formasi duduk
yang tidak biasa seperti kuliah yang lainnya yakni bapak meminta untuk membuat formasi
duduk di atur seperti huruf U dan untuk memulai perkuliahan Bapak marsigit
mempersilahkan untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing dan diskusi pertenuan
pertama ini dimulai dari doa.
Doa
adalah terus dan setiap ingin mau melakukan sesuatu termasuk kuliah karena doa
bukan main-main. Sesungguhkan dalam filsafat ilmu seribu satu macam seribu kali
seribu pangkat seribu kita dapat bilang apa saja. Menurut para ahli filsafat
zama dulu termasuk menurut bapak marsigit filsafat dapat didefiniskan sesuai
hak masing-masing individu. Oleh karena itu, filsafat dapat di artikan bahwa filsafat
itu sulit, Banyak istilah yang mendefiniskan filsafat seperti istilah popular, strategis dan salah satu
diantara nya filsafat adalah olah pikir. Sebelum memasuki pembahasan filsafat. Bapak
terlebih dahulu mengajak flashback bahwa segala sesuatu memiliki landasan
begitu juga filsafat. Dalam belajar filsafar memiliki ladasan. Seperti kuliah
di UNY yakni memiliki landasan inovatif
dan creative.
Dalam
proses pembelajaran filsafat juga memiliki landasan. Pada dasarnya landasan
yang paling hakiki dan kokoh dan universal aadalah landasan spiritual (landasan agama) yakni agama yang
dianut masing-masing. Jangan sampai manusia berifkir dan mengembarakan pikiran
tanpa landasan karena hal itu berbahayam, tanpa landasan berarti tidak ada yang
mengikat. Jika diibaratkan layang-layangan yang
tertiup angina maka dia (laying-layang) hilang kesana kemari dan tak
bisa kembali dan tidak sedikit yang mengalaminya baik sengaja dan tidak
disengaja di tinggal nasional maupun internasional. Pentingnya landasan
pergaulan warna Negara Indonesia adalah pancasila yakni Tuhan Bhineka tunggal
Ika walaupun beragam suku bangsa kita satu bangsa Indonesia NKRI. Contoh setia
kepada Negara dan pancasila dengan menghormati keyakinan dan agama orang lain
saing menghargai sesama orang lain.
Landasan
dapat dinaikkan dari bawah ke atas yang biasa disebut bertumbuh yakni dari bumi
ke langit Nya, atau turun yakni mencari hakiki atau realitasnya. Langit
merupakan kuasa Tuhan yang turun lewat ayat-ayat Nya, pedoman tuntunan dan
pikiran manusia hal ini dapat di contohkan bahwa pikiran manusia di tuliskan
dalam undang-undang dan dapat diturunkan menjadi prilaku manusia masing-masing.
Perilaku manusia tidka bisa terlepas dari apa yang ada dilangit dan dibumi. Contohnya
dalam membuat nasi goreng, maka resep nasi goreng itu ada dilangit karena resep
dapat dibikin untuk nasi goreng yang lain. Dengan satu resep masakan nasi goring,
bisa untuk membuat nasi goreng sebanyak 50. Resep yang apa di langit tidak bisa
diubah-ubah, bersifat tetap, ajek, dan lain sebagainya. Tidak dapat di
rubah-rubah.Seperti halnya UUD 9945 tidak dapat di rubah karena merupakan
komitmen bangsa, Jika di rubah sedikit dapat menimbulkan berbahaya. Rumus ada
dilangit. Conroh : orang tua meminta anaknya untu berlaku sopan. Perintah ini
ada di langit karena dapat di berlakukan dimanapun temapat, di kabupaten
sebelah. Suapaya suatu hal atau aturan ada dimana-mana maka ia harus berada diatas
yaitu di langit.
Selanjtnya
diskusi dimulai dengan membahas paradikma, Paradikma adalah psikologi yakni
gejala jiwa, orang tidak akan mengerti tetang gejala jiwa namun hanya tahu
tentang gejala jiwanya. Dalam paradikma mata kuliah filsafat yaitu paradikma
membangun contohnya yakni beberapa hal yang merupakan bagian dari proses
membangun adalah kuliah, belajar, berkeluarga. Selain itu kata membangun dapat
digunakan di berbagai hal seperti membangun pengetahuan, perasaan empati saling
mengerti, kepercayaan, membangun pilihan, akhirat, rumah tangga, sukses hidup,
rumah. Rumah merupakan bangunan rumah fisik. Membangun spiritual adalah
membangun iman dan taqwa dalam filsafat adalah ilmu pengetahuan. Maka
sesunggunya membangun hal yang benar-benar bermakna adalah manusia itu
sendirilah yang membangun untuk kehidupannya. Orang lain ataupun melibatkan
orang lain dalam proses membangun hanya bersifat membantu. Manusia tidak bisa
membangun keluarga tetapi meminta mewakili orang lain, maka hal itu tidak bisa
dilakukan. Sepertihanlnya dengan ilmu dalam membangun ilmu filsafat tidak bisa
diwakilkan oleh orang lain harus maka dirinya sendiri. Dalam membangun
spiritual yakni iman dan taqwa, seseorang tidak bisa hanya tidur dan meminta
orang lain yang melakukan ibadah untuk dirinya. Oleh karena itu fungsi dari
bapak marsigit dalam perkuliahan ini bukanlah pemberi tetapi lebih tepatnya
sebagai fasilitator dan pembantu dalam membangun pengetahuan. Sekecil-kecilnya
dalam membangun pengetahuan adalah membantu, lebih besar lagi mengakacaukan. Karena
sebenar-benarnya ilmu adalah kacau pikiran tetapi jangan sekali-kali kacau hati.
Semua
ilmu adalah kacau pikiran dan jangan samapai kacau hati karena satu titik
kekacauan hati sebenarnya adalah godaan syaitan. Kacau itu macam-macam yakni
kacau pikiran dan kacau hati .Seseorang
yang dapat membedakan antara kacau pikiran dan hati maka orang itu disebut
orang provesional. Maka hal inilah yang
membedakan orang professional dan orang awam. Orang awam ketika kacau pikiran
maka mereka cenderung marah dan di ikuti dengan kekacauan hati. Makah dalam hal
ini orang awam hidupnya tidak professional. Seorang pemimpin dapat membedakan
macam-macamnya kacau, yakni kacau pikiran, kacau program, kacaunya hati dan
lain sebagainya. Selain itu, yakni pemimpin dalam rumah tangga jika dihadapkan
oleh persoalan maka dia dapat menyekesaikan contoh dengan sabar. Oleh karena
itu, dimulai dari doa yang serius membuat seseornag tidak kacau hati. Sebenar-benarnya
filsafat adalah dirimu sendiri. Dalam posisi sekarang bukanlah posisi bapak memberikan
ilmu, namun hanya memfasilitasi.
Selanjutnya,
untuk mempejari dan membaca mata kuliah filsafat, maka dapat di baca di blog
bapak yaitu.
1. Powermathematic. Blogspot.com.
blog ini berisi sembarang tulisan yakni berbagai tulisan dari bapak marsigit
yang kira-kira jumlahnya mencari 600-700
tulisan. Jika di Tanya kembali, “Apa itu filsafat?” sebenar-benar filsafat adalah
membaca. Sebenarnya filsafat membaca, uraian, urusan dunia, berfikir ,urusan
dunia, jangan sampai kacau urusan
akhirat. Selama masih punya di pikir adalah termasuk urusan dunia. Namun
berbeda, Jika berbicara urusan akhirat tidak cukup lewat pikiran tetapi juga
harus lewat hati. Oleh karena itu, media atau alat berfilsafat adalah bahasa
analog. Bahasa merupakan hal yang penting. bahasa analog lebih tinggi dr
perumpamaan, juga lebih tinggi dari bahasa kiasan, lebih tinggi juga dari
konotatif. Membicarakan tenatang warna jiwa jika diibaratkan maka seseorang berjiwa
hitam karena dia memakain baju hitam. Seseorang berjiwa biru karena memakai
baju biru. Contoh lain adalah darah
yakni seseorang berdarah merah, tetapi seseorang tersebut menolak dikatakana darah
merah karena menggangap bahwa dirinya berdarah biru, sejatinya memang dilihat secara fisik darah
nya berwarna merah namun, yang dimaksud adalah maknanya. Berdarah biru yang
dimaksud adalah keturunan bangsawan, maka stp lambing, membawa icon
masing-masing. Contoh orang aceh memmbawa budaya aceh dalam bentuk bahasa.
2. Website
bapak di UNY adalah uny.academia.edu/Marsigithrd. Sebelumnya bapak mengejakan
tukisan website dengan tulisan keci kecualai huruf “M” atau pengejaan sama
namun dikecualiak menggunakan huruf kecil yaitu “aesigithd”. Kedua pengejaan
menunjukkan tulisan yang sama namun berbeda dalam pengucapan dan hal itu boleh
karena sama-sama punya hak. Orang cenderung menggunakan yang efesien dan efektif.
Hal ini memcerminkan kecerdasan manusia. Professional, sejarah, loguka atau
genetika . contoh, conta monyet, monyet cinta
(kecerdasan genetika). Kecerdasan social emosional, spiritual. (berisi
RPS dan Siilabus ) dan bacaan makalah.
Setelah
diskusi diatas, selanjutnya bapak mempersilahkan mahasiswa untuk mengajukan
pertanyaan karena sesungguhnya dari beliau bahwa kuliah adalah ilmu jika tidak
ada pertanyaan. Sebenar-benar ilmu adalah pertanyaan, contohnya jika kita
menghalangi orang lain untuk bertanya maka hal itu sama saja menghalangi seseorang
untuk memperoleh ilmu. Jika sudah sampai level normaitif, maka bertanya harus lihat
situasi dan kondisi sesuaikan dalam ruang dan waktu. Semua bisa di tanyakan
maka dalam istilah jawa ada benar dan pener. Benar belum tentu pener, jika
pener maka sudah pasti benar, benar yang hakiki, absolut dan relative. Paradikma
membangun itu kontraktifis.
Bertanya
haru didasari dengan membaca. sebenar-benar hidup adalah membaca. Membangun rumah
sendiri yakni membangun filsafat sendiri harus dilakuakn oleh diri sendiri. Karena
hidup menjadi orang lain itu dapat menjadikan repot dan stress. Bingung adalah pertanda yakni pertanda pikiran
mulai kacau karena kacau pikiran adalah tanda akan memperoleh ilmu. Jangan sampai
kacau hati.
Selanjutnya
adalah sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama diajukan oleh saudara evi yang
mengatakan “ dalam filsafat tadi dijelaskan konsep membangunsedangkan untuk
b]saya yang baru belajar filsafat ilmu membutuhkan pondasi untuk membangun,
mungkin di dalam blog tersebut ada tahapan bacaan untuk membangun ?”. Bapak
langsung menjawab bahwa tulisan dalam blog tersebut bersifat campuran tidak
hirarki, karena blog sulit untuk di manage. Oleh karena itu, mahasiswa diminta
memilih lewat search untk memilih bacaan yang disukai. Dalam filsafat bacaannya
tidak sekedar buku karena semua yang ada dan yang mungkin aka nada adalah
bacaan dari filsafat. Jika ingin dibuatkan laboratorium, maka seluruh dunia ini
adalah laboratorium dari filsafat.
Pertanyaan kedua diajukan oleh saudari
Triwulanningrum yang mengatakan “pak sebenarnya ini kebingungan saya selama ini
seberapa potensi filsafat dalam memecahkan dan menimbulkan masalah, soalnya selama ini beberapa orang mengatakan bahwa kamu kalo belajar filsafat harus meneman. Dari
awal pertemuan filsafat hingga saat ini say menagkap bahwa yang bisa menemani
kita belajar filsafat adalah pondasi tadi ia pak? Sebenarnya filfat seberapa
potenti dalam memcahkan dan menimbulkan masalah? “
Dari
pertanyaan kedua bapak menjelaskan bahwa belajar filsafat beda dengang belajar psikologi
ataupun belajar ilmu bidang-bidang lain seperti belajar matematika. Belajar matematika
membawa seseorang yang tidak mengerti menjadi mengerti. Namun, belajar filsafat
membawa orang yang mengerti terkadang
jadi tidak mengerti. Oleh karena itu bapak mengingatkan untuk siap-siap bingung
ketika belajar filsafat. Karena semakin bingung semakin baik, maka tetapkan hati.
Membaca bacaan yang sudah dituliskan di blog supaya tidak bingung. Sesuatu
berinteksi merupakan kebingingan
contohnya berumah tangga adalah kebingungan suami istri dan bisa dapat anak. Naik
motor itu kebingungan antara roda dan aspal sehingga dapat mengantarkan manusia
ke tempat tujuan. Pesawat juga mengalami bingung dari baling-baling pesawat. Makan
itu adalah kebingunagan darah dan oksigen.
Maka sebenar-benar hidup itu jangan bingung di dalam hati .oleh karena
itu setiap saat harus berdoa, mutiara
doa adalah dengan berdzkiri , wiridan , memanggil nama Tuhan dzikir di, hingga tidak menyadari jika
berdzikir. Kebingungan dalam filsafat bukan hal yang bahaya, yang bahayakan
adalah orang berfilsafat hanya parsial, hanya sedikit sedikit dan tidak paham akan filsafat. Hal ini ditandai bahwa kata-kata
yang diucapkan sulit dimengerti orang lain.Oleh karena itu bapak marsigit
berjuang dengan mengintroduce dalam tulisan agar filsafat lebih mudah dipahami.
Namun, belum tentu semua juga dapat memahami, mungkin karena ada persoalan
hidup.hal itu sulit karena belum kenal.
Pertanyaan
ketiga diajukan oleh saudara hendrawan yang mengatakan”akal diperuntukkan bagi
orang-orang yang berfikir dan mungkin akal memiliki keterbatasan, haruskan kita
memikirkan hal yang diluar keterbatasan kita?” Bapaka langsung menjawab bahwa
pertanyaan ini berkaitan antara hubungan hati dan pikiran, bisakan hidup tanpa
pikiran dan untuk menjawab hal itu bapak mengajak untu kereksperimen jika hati
tanpa pikiran dan berfikir tanpa hati. Berfikir itu mulai dari persepsi(meliat,
mendengar, meraba, dll) , berfikir adalah kesadaran. Jika tidak berfikir maka seseorang
tidak menyadarinya. Jadi perlu pikiran untuk mengetahui siapa yang diajak
bicara.
Awal
berfikir adalah kesadaran, maka ketika tidak dapat berfikitr, sebenar-benar
hidup maka kau tidak tidur secara pikkiran, secara spiritual tidur yang hidup
adalah tidur dalam doa. Maka seorang spiritual yakni kyai menyaksikan sekian
banyak orang yang hidup dan yang lainnya
mati karena mati hatinya dikarenakan tidak berdoa. Kyai yang tinggi
tingaktannya mengatakan bahwa mereka yang mati adalah mereka yang tidak
benar-benar berdoa, sama halnya mayat berjalan. Dilihat dari segi pandang filusuf
mengetakan sebenar-benar mereka (filusuf) menyaksikan orang-orang yang mati
karena mereka tidak berfikir jadi kita tidak menggunakan akal dan pikiran maka
kita mati dalam khasanah filosofi . maka sebenar-benar hidup dalam fikiran dan
hidup dalam hati.
Pertanyaan
Ke empat disampaikan oleh saudara sabri yang mengatakan “Bisakah seseorang
memiliki kekacauan hati dan kejernihan pikiran?” bapak menjawab bahwa seseorang memiliki kekacauan hati dan
kejernihan pikiran tu sebenar-benar prilaku syaitan atau dajjal karena hati
sudah mati dikarenakan kacau dan pikirannya jernih adalah hal yang mengerikan. Dia
sadar akan kekacauan hati. Hati yang kacau adalah godaan syaitan. Jadi secara
hati kita tidak bisa mengalahkan syaitan kecuali dnegan pertolongan Tuhan.
Pertanyaan
kelima disampaikan oleh saudara aris” jika boleh disimpulkan bahwa pondasi
dalam berfilusuf adalah spiritual , maka hal itu seolah olah menjadi pedomansemua
yang belajar filusuf atau bapak sendiri, karena saya melihat tulisan-tulisan filusuf tidak disandarkan
pada spiritual mungkin lebih bersandar dari kebudayaan setempat”
Selanjutnya
bapak menjelaskan bahwa hal itu yang akan di bicarakan bahwa filsafat adalah
tergantung diri masing-masing hanya mungkin karena sengaja atau tidak seseorang
belajar dengan guru yakni bapak marsigit dimana beliau menaknkan pada spiritual
oleh karena itu kita belajar dengan landasan spiritual. Jika belajar dengan
filusif yang lain maka akan memiliki sisi yang lain juga. Dalam berfilsafat
bersama Bapak segala sesuatu menggunakan spiritual.Dalam hal ini sebisanya
pikiran menjangkau spiritual.
Jawaban
pertanyaan kelima menutup diskusi pada pertemuan pertama dan waktu telah
menunjukkan puluk 13.50 WIB. Berdasarkan paparan diatas tentang filsafat dan
berbagi pertanyaan yang diajukan bahwasanya filsafat merupakan ilmu yangs sangat
penting untuk dipelajari karena filsafat membahs mengenai hakikat manusia di
dunia. Dimulai manusia harus memiliki landasan dalam berifkir, manusia harus
berfikir untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan intereksi merupakan hal yang
penting dilakukan untuk mencapai tujuan. Kekacauan dalam filsafat bukan
merupakan masalah, keckacauan merupakan awal yang baik bagi seseorang untuk
memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu bileh seseorang iru memiliki kekacauan
pikiran namun jangan sampai kecau dalam hatinya karena sesungguhnya kacau dalam
hati merupakan godaan syaitan yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan
manusia seperti akhlaqnya tidak baik.
Terima Kasih.
Wasalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
0 komentar:
Posting Komentar