Selasa, 17 Oktober 2017

Landasan Spiritual dalan Berfilsafat

Refleksi Pertemuan 1 Filsafat Ilmu
Bismillahirrahmanirahim
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Tulisan ini merupakan refleksi dari pertemuan pertama mata kuliah filsafat ilmu Program Pascasarjana prodi penelitian dan evaluasi pendidikan yang diampu oleh bapak Prof. Dr. Marsigit, M.A dan dilaksanakan pada hari rabu tanggal 6 september 2017 tepatnya pukul 11.30 di ruang 200 B gedung lama Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Pertemuan pertama ini dimulai dengan membuat formasi duduk yang tidak biasa seperti kuliah yang lainnya yakni bapak meminta untuk membuat formasi duduk di atur seperti huruf U dan untuk memulai perkuliahan Bapak marsigit mempersilahkan untuk berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing dan diskusi pertenuan pertama ini dimulai dari doa.
Doa adalah terus dan setiap ingin mau melakukan sesuatu termasuk kuliah karena doa bukan main-main. Sesungguhkan dalam filsafat ilmu seribu satu macam seribu kali seribu pangkat seribu kita dapat bilang apa saja. Menurut para ahli filsafat zama dulu termasuk menurut bapak marsigit filsafat dapat didefiniskan sesuai hak masing-masing individu. Oleh karena itu, filsafat dapat di artikan bahwa filsafat itu sulit, Banyak istilah yang mendefiniskan filsafat seperti  istilah popular, strategis dan salah satu diantara nya filsafat adalah olah pikir. Sebelum memasuki pembahasan filsafat. Bapak terlebih dahulu mengajak flashback bahwa segala sesuatu memiliki landasan begitu juga filsafat. Dalam belajar filsafar memiliki ladasan. Seperti kuliah di UNY yakni memiliki landasan  inovatif dan creative.
Dalam proses pembelajaran filsafat juga memiliki landasan. Pada dasarnya landasan yang paling hakiki dan kokoh dan universal aadalah landasan  spiritual (landasan agama) yakni agama yang dianut masing-masing. Jangan sampai manusia berifkir dan mengembarakan pikiran tanpa landasan karena hal itu berbahayam, tanpa landasan berarti tidak ada yang mengikat. Jika diibaratkan layang-layangan yang  tertiup angina maka dia (laying-layang) hilang kesana kemari dan tak bisa kembali dan tidak sedikit yang mengalaminya baik sengaja dan tidak disengaja di tinggal nasional maupun internasional. Pentingnya landasan pergaulan warna Negara Indonesia adalah pancasila yakni Tuhan Bhineka tunggal Ika walaupun beragam suku bangsa kita satu bangsa Indonesia NKRI. Contoh setia kepada Negara dan pancasila dengan menghormati keyakinan dan agama orang lain saing menghargai sesama orang lain.
Landasan dapat dinaikkan dari bawah ke atas yang biasa disebut bertumbuh yakni dari bumi ke langit Nya, atau turun yakni mencari hakiki atau realitasnya. Langit merupakan kuasa Tuhan yang turun lewat ayat-ayat Nya, pedoman tuntunan dan pikiran manusia hal ini dapat di contohkan bahwa pikiran manusia di tuliskan dalam undang-undang dan dapat diturunkan menjadi prilaku manusia masing-masing. Perilaku manusia tidka bisa terlepas dari apa yang ada dilangit dan dibumi. Contohnya dalam membuat nasi goreng, maka resep nasi goreng itu ada dilangit karena resep dapat dibikin untuk nasi goreng yang lain. Dengan satu resep masakan nasi goring, bisa untuk membuat nasi goreng sebanyak 50. Resep yang apa di langit tidak bisa diubah-ubah, bersifat tetap, ajek, dan lain sebagainya. Tidak dapat di rubah-rubah.Seperti halnya UUD 9945 tidak dapat di rubah karena merupakan komitmen bangsa, Jika di rubah sedikit dapat menimbulkan berbahaya. Rumus ada dilangit. Conroh : orang tua meminta anaknya untu berlaku sopan. Perintah ini ada di langit karena dapat di berlakukan dimanapun temapat, di kabupaten sebelah. Suapaya suatu hal atau aturan ada dimana-mana maka ia harus berada diatas yaitu di langit.
Selanjtnya diskusi dimulai dengan membahas paradikma, Paradikma adalah psikologi yakni gejala jiwa, orang tidak akan mengerti tetang gejala jiwa namun hanya tahu tentang gejala jiwanya. Dalam paradikma mata kuliah filsafat yaitu paradikma membangun contohnya yakni beberapa hal yang merupakan bagian dari proses membangun adalah kuliah, belajar, berkeluarga. Selain itu kata membangun dapat digunakan di berbagai hal seperti membangun pengetahuan, perasaan empati saling mengerti, kepercayaan, membangun pilihan, akhirat, rumah tangga, sukses hidup, rumah. Rumah merupakan bangunan rumah fisik. Membangun spiritual adalah membangun iman dan taqwa dalam filsafat adalah ilmu pengetahuan. Maka sesunggunya membangun hal yang benar-benar bermakna adalah manusia itu sendirilah yang membangun untuk kehidupannya. Orang lain ataupun melibatkan orang lain dalam proses membangun hanya bersifat membantu. Manusia tidak bisa membangun keluarga tetapi meminta mewakili orang lain, maka hal itu tidak bisa dilakukan. Sepertihanlnya dengan ilmu dalam membangun ilmu filsafat tidak bisa diwakilkan oleh orang lain harus maka dirinya sendiri. Dalam membangun spiritual yakni iman dan taqwa, seseorang tidak bisa hanya tidur dan meminta orang lain yang melakukan ibadah untuk dirinya. Oleh karena itu fungsi dari bapak marsigit dalam perkuliahan ini bukanlah pemberi tetapi lebih tepatnya sebagai fasilitator dan pembantu dalam membangun pengetahuan. Sekecil-kecilnya dalam membangun pengetahuan adalah membantu, lebih besar lagi mengakacaukan. Karena sebenar-benarnya ilmu adalah kacau pikiran tetapi jangan sekali-kali kacau hati.
Semua ilmu adalah kacau pikiran dan jangan samapai kacau hati karena satu titik kekacauan hati sebenarnya adalah godaan syaitan. Kacau itu macam-macam yakni kacau  pikiran dan kacau hati .Seseorang yang dapat membedakan antara kacau pikiran dan hati maka orang itu disebut orang provesional. Maka  hal inilah yang membedakan orang professional dan orang awam. Orang awam ketika kacau pikiran maka mereka cenderung marah dan di ikuti dengan kekacauan hati. Makah dalam hal ini orang awam hidupnya tidak professional. Seorang pemimpin dapat membedakan macam-macamnya kacau, yakni kacau pikiran, kacau program, kacaunya hati dan lain sebagainya. Selain itu, yakni pemimpin dalam rumah tangga jika dihadapkan oleh persoalan maka dia dapat menyekesaikan contoh dengan sabar. Oleh karena itu, dimulai dari doa yang serius membuat seseornag tidak kacau hati. Sebenar-benarnya filsafat adalah dirimu sendiri. Dalam posisi sekarang bukanlah posisi bapak memberikan ilmu, namun hanya memfasilitasi.
Selanjutnya, untuk mempejari dan membaca mata kuliah filsafat, maka dapat di baca di blog bapak yaitu.
1.      Powermathematic. Blogspot.com. blog ini berisi sembarang tulisan yakni berbagai tulisan dari bapak marsigit yang kira-kira jumlahnya mencari  600-700 tulisan. Jika di Tanya kembali, “Apa itu filsafat?” sebenar-benar filsafat adalah membaca. Sebenarnya filsafat membaca, uraian, urusan dunia, berfikir ,urusan dunia,  jangan sampai kacau urusan akhirat. Selama masih punya di pikir adalah termasuk urusan dunia. Namun berbeda, Jika berbicara urusan akhirat tidak cukup lewat pikiran tetapi juga harus lewat hati. Oleh karena itu, media atau alat berfilsafat adalah bahasa analog. Bahasa merupakan hal yang penting. bahasa analog lebih tinggi dr perumpamaan, juga lebih tinggi dari bahasa kiasan, lebih tinggi juga dari konotatif. Membicarakan tenatang warna jiwa jika diibaratkan maka seseorang berjiwa hitam karena dia memakain baju hitam. Seseorang berjiwa biru karena memakai baju biru.  Contoh lain adalah darah yakni seseorang berdarah merah, tetapi seseorang tersebut menolak dikatakana darah merah karena menggangap bahwa dirinya berdarah biru,  sejatinya memang dilihat secara fisik darah nya berwarna merah namun, yang dimaksud adalah maknanya. Berdarah biru yang dimaksud adalah keturunan bangsawan, maka stp lambing, membawa icon masing-masing. Contoh orang aceh memmbawa budaya aceh dalam bentuk bahasa.
2.      Website bapak di UNY adalah uny.academia.edu/Marsigithrd. Sebelumnya bapak mengejakan tukisan website dengan tulisan keci kecualai huruf “M” atau pengejaan sama namun dikecualiak menggunakan huruf kecil yaitu “aesigithd”. Kedua pengejaan menunjukkan tulisan yang sama namun berbeda dalam pengucapan dan hal itu boleh karena sama-sama punya hak. Orang cenderung menggunakan yang efesien dan efektif. Hal ini memcerminkan kecerdasan manusia. Professional, sejarah, loguka atau genetika . contoh, conta monyet, monyet cinta  (kecerdasan genetika). Kecerdasan social emosional, spiritual. (berisi RPS dan Siilabus ) dan bacaan makalah.
Setelah diskusi diatas, selanjutnya bapak mempersilahkan mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan karena sesungguhnya dari beliau bahwa kuliah adalah ilmu jika tidak ada pertanyaan. Sebenar-benar ilmu adalah pertanyaan, contohnya jika kita menghalangi orang lain untuk bertanya maka hal itu sama saja menghalangi seseorang untuk memperoleh ilmu. Jika sudah sampai level normaitif, maka bertanya harus lihat situasi dan kondisi sesuaikan dalam ruang dan waktu. Semua bisa di tanyakan maka dalam istilah jawa ada benar dan pener. Benar belum tentu pener, jika pener maka sudah pasti benar, benar yang hakiki, absolut dan relative. Paradikma membangun itu kontraktifis.
Bertanya haru didasari dengan membaca. sebenar-benar hidup adalah membaca. Membangun rumah sendiri yakni membangun filsafat sendiri harus dilakuakn oleh diri sendiri. Karena hidup menjadi orang lain itu dapat menjadikan repot dan stress.  Bingung adalah pertanda yakni pertanda pikiran mulai kacau karena kacau pikiran adalah tanda akan memperoleh ilmu. Jangan sampai kacau hati.
Selanjutnya adalah sesi tanya jawab. Pertanyaan pertama diajukan oleh saudara evi yang mengatakan “ dalam filsafat tadi dijelaskan konsep membangunsedangkan untuk b]saya yang baru belajar filsafat ilmu membutuhkan pondasi untuk membangun, mungkin di dalam blog tersebut ada tahapan bacaan untuk membangun ?”. Bapak langsung menjawab bahwa tulisan dalam blog tersebut bersifat campuran tidak hirarki, karena blog sulit untuk di manage. Oleh karena itu, mahasiswa diminta memilih lewat search untk memilih bacaan yang disukai. Dalam filsafat bacaannya tidak sekedar buku karena semua yang ada dan yang mungkin aka nada adalah bacaan dari filsafat. Jika ingin dibuatkan laboratorium, maka seluruh dunia ini adalah laboratorium dari filsafat.
      Pertanyaan kedua diajukan oleh saudari Triwulanningrum yang mengatakan “pak sebenarnya ini kebingungan saya selama ini seberapa potensi filsafat dalam memecahkan dan menimbulkan masalah,  soalnya  selama ini beberapa orang mengatakan bahwa  kamu kalo belajar filsafat harus meneman. Dari awal pertemuan filsafat hingga saat ini say menagkap bahwa yang bisa menemani kita belajar filsafat adalah pondasi tadi ia pak? Sebenarnya filfat seberapa potenti dalam memcahkan dan menimbulkan masalah? “
Dari pertanyaan kedua bapak menjelaskan bahwa belajar filsafat beda dengang belajar psikologi ataupun belajar ilmu bidang-bidang lain seperti belajar matematika. Belajar matematika membawa seseorang yang tidak mengerti menjadi mengerti. Namun, belajar filsafat  membawa orang yang mengerti terkadang jadi tidak mengerti. Oleh karena itu bapak mengingatkan untuk siap-siap bingung ketika belajar filsafat. Karena semakin bingung semakin baik, maka tetapkan hati. Membaca bacaan yang sudah dituliskan di blog supaya tidak bingung. Sesuatu berinteksi  merupakan kebingingan contohnya berumah tangga adalah kebingungan suami istri dan bisa dapat anak. Naik motor itu kebingungan antara roda dan aspal sehingga dapat mengantarkan manusia ke tempat tujuan. Pesawat juga mengalami bingung dari baling-baling pesawat. Makan itu adalah kebingunagan darah dan oksigen.  Maka sebenar-benar hidup itu jangan bingung di dalam hati .oleh karena itu setiap saat harus  berdoa, mutiara doa adalah dengan berdzkiri , wiridan , memanggil nama Tuhan  dzikir di, hingga tidak menyadari jika berdzikir. Kebingungan dalam filsafat bukan hal yang bahaya, yang bahayakan adalah orang berfilsafat hanya parsial, hanya sedikit sedikit dan tidak  paham akan filsafat. Hal ini ditandai bahwa kata-kata yang diucapkan sulit dimengerti orang lain.Oleh karena itu bapak marsigit berjuang dengan mengintroduce dalam tulisan agar filsafat lebih mudah dipahami. Namun, belum tentu semua juga dapat memahami, mungkin karena ada persoalan hidup.hal itu sulit karena belum kenal.
Pertanyaan ketiga diajukan oleh saudara hendrawan yang mengatakan”akal diperuntukkan bagi orang-orang yang berfikir dan mungkin akal memiliki keterbatasan, haruskan kita memikirkan hal yang diluar keterbatasan kita?” Bapaka langsung menjawab bahwa pertanyaan ini berkaitan antara hubungan hati dan pikiran, bisakan hidup tanpa pikiran dan untuk menjawab hal itu bapak mengajak untu kereksperimen jika hati tanpa pikiran dan berfikir tanpa hati. Berfikir itu mulai dari persepsi(meliat, mendengar, meraba, dll) , berfikir adalah kesadaran. Jika tidak berfikir maka seseorang tidak menyadarinya. Jadi perlu pikiran untuk mengetahui siapa yang diajak bicara.
Awal berfikir adalah kesadaran, maka ketika tidak dapat berfikitr, sebenar-benar hidup maka kau tidak tidur secara pikkiran, secara spiritual tidur yang hidup adalah tidur dalam doa. Maka seorang spiritual yakni kyai menyaksikan sekian banyak orang yang hidup dan  yang lainnya mati karena mati hatinya dikarenakan tidak berdoa. Kyai yang tinggi tingaktannya mengatakan bahwa mereka yang mati adalah mereka yang tidak benar-benar berdoa, sama halnya mayat berjalan. Dilihat dari segi pandang filusuf mengetakan sebenar-benar mereka (filusuf) menyaksikan orang-orang yang mati karena mereka tidak berfikir jadi kita tidak menggunakan akal dan pikiran maka kita mati dalam khasanah filosofi . maka sebenar-benar hidup dalam fikiran dan hidup dalam hati.
Pertanyaan Ke empat disampaikan oleh saudara sabri yang mengatakan “Bisakah seseorang memiliki kekacauan hati dan kejernihan pikiran?” bapak menjawab bahwa  seseorang memiliki kekacauan hati dan kejernihan pikiran tu sebenar-benar prilaku syaitan atau dajjal karena hati sudah mati dikarenakan kacau dan pikirannya jernih adalah hal yang mengerikan. Dia sadar akan kekacauan hati. Hati yang kacau adalah godaan syaitan. Jadi secara hati kita tidak bisa mengalahkan syaitan kecuali dnegan pertolongan Tuhan.
Pertanyaan kelima disampaikan oleh saudara aris” jika boleh disimpulkan bahwa pondasi dalam berfilusuf adalah spiritual , maka hal itu seolah olah menjadi pedomansemua yang belajar filusuf atau bapak sendiri, karena saya melihat  tulisan-tulisan filusuf tidak disandarkan pada spiritual mungkin lebih bersandar dari kebudayaan setempat”
Selanjutnya bapak menjelaskan bahwa hal itu yang akan di bicarakan bahwa filsafat adalah tergantung diri masing-masing hanya mungkin karena sengaja atau tidak seseorang belajar dengan guru yakni bapak marsigit dimana beliau menaknkan pada spiritual oleh karena itu kita belajar dengan landasan spiritual. Jika belajar dengan filusif yang lain maka akan memiliki sisi yang lain juga. Dalam berfilsafat bersama Bapak segala sesuatu menggunakan spiritual.Dalam hal ini sebisanya pikiran menjangkau spiritual.  
Jawaban pertanyaan kelima menutup diskusi pada pertemuan pertama dan waktu telah menunjukkan puluk 13.50 WIB. Berdasarkan paparan diatas tentang filsafat dan berbagi pertanyaan yang diajukan bahwasanya filsafat merupakan ilmu yangs sangat penting untuk dipelajari karena filsafat membahs mengenai hakikat manusia di dunia. Dimulai manusia harus memiliki landasan dalam berifkir, manusia harus berfikir untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan intereksi merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencapai tujuan. Kekacauan dalam filsafat bukan merupakan masalah, keckacauan merupakan awal yang baik bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu bileh seseorang iru memiliki kekacauan pikiran namun jangan sampai kecau dalam hatinya karena sesungguhnya kacau dalam hati merupakan godaan syaitan yang dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia seperti akhlaqnya tidak baik.

Terima Kasih.

Wasalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

0 komentar:

Posting Komentar